-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel

- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Seputar SDPPI
Dirjen SDPPI dan Menperin Resmikan Pabrik Kabel Serat Optik Terbesar Indonesia
Karawang (SDPPI) - Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemkominfo Ismail bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Rabu (28/2) meresmikan pabrik kabel serat optik terbesar di Indonesia yang dibangun di Kawasan Suryacipta Industrial, Karawang, Jawa Barat.
Pabrik ini dibangun oleh PT Yangtze Optics Indonesia (YOI), perusahaan patungan antara Yangtze Optical Fibre and Cable (YOFC) asal China dengan mitra lokal, PT serat Optik Teknologi Indonesia (FOTI), dengan total investasi 22 juta dolar AS atau sekitar Rp300 miliar.
Mewakili Menkominfo, Ditjen SDPPI Ismail dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada PT YOI atas pembangunan pabrik kabel serat optik di Indonesia karena produknya merupakan jantung dari pembangunan infrastruktur information and communication technology (ICT).
“Produksi kabel serat optik agar diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur ICT di dalam negeri sesuai amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi bahwa pembangunan infrastruktur ICT dilakukan oleh pelaku usaha bukan pemerintah,” katanya.
Perubahan lifestyle (gaya hidup) saat ini mengakibatkan kebutuhan penggunaan frekuensi semakin tinggi karena permintaan terhadap penggunaan aplikasi-aplikasi yang memerlukan bandwidth besar.
Hal itu, kata Ismail, tidak bisa hanya dipenuhi oleh mobile broadband tetapi harus dibantu dengan fixed broadband. Oleh karena itu, jika pemerintah tidak mengatur penggunaan frekuensi sebagai sumber daya terbatas, maka bisa berbahaya bagi ketahanan informasi nasional.
Dua teknologi broadband itu, menurut Ismail, sangat membutuhkan ketersediaan kabel serat optik, terlebih pembangunan infrastruktur ICT Indonesia tidak hanya di kota-kota besar saja, namun hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Untuk daerah-daerah rural dan remote area, pemerintah sudah membangun Palapa Ring Project di seluruh Indonesia. Sebelum tahun 2019 seluruh ibukota 514 kabupaten/kota di Indonesia harus sudah terhubung dengan jaringan pita lebar.
“Perkembangannya hingga saat ini, Paket Barat sudah selesai, Paket Tengah 70-80 persen, Paket Timur 50 persen,” kata Ismail.
Secara market size, pembangunan jaringan kabel serat optik Indonesia yang sepanjang 50 juta kilometer hanyalah 1 persen dari kebutuhan dunia. Jika kebutuhan serat optik sudah bisa dipenuhi dari industri dalam negeri, maka hambatan pembangunan infrastruktur sudah jauh berkurang.
Persoalan pembangunan di daerah-daerah strategis terkait koordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal perizinan, ini menjadi tantangan tersendiri bagi Kemkominfo karena keterpaduan atau sinergi dengan instansi lain sangat dibutuhkan.
Dengan Kementerian Perindustrian contohnya, Kemkominfo telah menjalin sinergi melalui kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk perangkat handphone, komputer genggam, dan komputer tablet (HKT).
Sinergi itu telah berhasil menurunkan belanja impor HKT sekitar 2 miliar dolar AS, dari semula 3,2 miliar dolar AS menjadi hanya sekitar 1 miliar dolar AS.
Pada kesempatan sama, Menperin Airlangga Hartarto menyampaikan hal yang sama mengenai perkembangan industri di Indonesia. “Sesuai harapan Presiden, hari ini kita saksikan bersama telah berdiri PT Yangtze Optics Indonesia, perusahaan yang membangun kabel serat optik yang merupakan backbond revolusi industri keempat.”
Jika Ismail menyebut kedepan merupakan era Internet of Things, Menperin mengatakan internet of everything. Menperin Airlangga Hartarto pun menyampaikan terima kasih dan selamat kepada PT YOI yang telah hadir berinvestasi di Indonesia.
Selanjutnya acara ditutup dengan prosesi gunting pita sebagai tanda peresmian beroperasinya pabrik PT YOI, produsen kabel serat optik terbesar di Indonesia yang memiliki kapasitas produksi 2 juta kilometer per tahun.
(Sumber/Foto: Mukhsinun)