Ditjen Postel Apresiasi Terhadap Tingginya Respon Para Pengguna Satelit Yang Telah Memanfaatkan Masa Pendaftaran Penggunaan Satelit di Indonesia

Siaran Pers No. 60/DJPT.1/KOMINFO/V/2006

1. Ditjen Postel pada akhirnya tanggal 18 Mei 2006 telah menutup masa pendaftaran penggunaan satelit di Indonesia, yang telah berlangsung sejak tanggal 1 Mei 2006 berdasarkan Pengumuman Menteri Kominfo No. 178/M.KOMINFO/5/2006 tentang Kewajiban Pendaftaran Penggunaan Satelit di Indonesia. Dalam pengumuman tersebut di antaranya disebutkan, bahwa sesuai dengan Peraturan Menkominfo No. 13/PER/M.KOMINFO/8/2005 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi Yang Menggunakan Satelit, maka setiap penggunaan satelit wajib memiliki ijin stasiun radio (ISR) dari Dirjen Postel. Sedangkan penggunaan satelit asing di Indonesia wajib memiliki landing right dari Dirjen Postel. Penyelenggara telekomunikasi atau pengguna satelit yang menggunakan satelit yang tidak mendaftarkan penggunaan satelitnya sampai dengan batas waktu yang ditetapkan akan dilakukan tindakan hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mengingat pengumuman tersebut berlaku mulai tanggal 1 Mei 2006 dan tenggang waktunya sampai dengan 14 hari kerja, maka batas akhir pendaftaran satelit tersebut telah berakhir pada hari Kamis yang lalu tanggal 18 Mei 2006. Sebagai informasi, pengumuman himbauan pendaftaran ini telah dipublikasikan melalui website Ditjen Postel ini pada tanggal 1 Mei 2006 dan juga dalam suatu advetorial di Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 3 Mei 2006 serta pengiriman surat pemberitahuan resmi dari Dirjen Postel kepada sejumlah penyelenggara telekomunikasi.
2. Pada beberapa hari di awal pendaftaran, tampaknya animo para pengguna satelit di Indonesia masih sangat rendah dan bahkan satu minggu pertama hanya bertahan pada 5 perusahaan yang mulai mendaftarkan diri secara lengkap. Masih rendahnya respon animo tersebut mungkin disebabkan oleh adanya sebagian perusahaan yang masih serba bertanya-tanya tentang maksud, tujuan dan motivasi di balik upaya Ditjen Postel untuk melakukan pendaftaran penggunaan satelit yang baru pertama kali terjadi di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh cukup banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada beberapa pejabat Ditjen Postel secara langsung, melalui telpon ataupun tertulis via email. Pertanyaan tersebut pada umumnya disampaikan oleh perusahaan itu sendiri yang menggunakan satelit, legal firm yang memiliki clients diantaranya dari kalangan operator satelit asing, ataupun perwakilan operator satelit asing yang berkedudukan di Jakarta ataupun Singapore . Sebab lain yang ternyata juga cukup berpengaruh terhadap respon awal masa pendaftaran adalah keragu-raguan sebagian perusahaan yang menduga, bahwa upaya pendaftaran ini hanya merupakan cara Ditjen Postel untuk "menggiring" para pengguna (khususnya yang belum atau tidak memiliki kelengkapan perijinannya sesuai ketentuan yang berlaku), sehingga berdasarkan data yang ada akan mempermudah Ditjen Postel untuk melakukan penindakan hukum jika ditemu kenali adanya pelanggaran perijinan.
3. Namun demikian, setelah Ditjen Postel melakukan sosialisasi secara intensif melalui website Ditjen Postel dan berbagai media massa yang memuat beberapa pernyataan Menteri Kominfo Sofyan A. Djalil dan Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar tentang esensi pendaftaran penggunaan satelit ini, maka secara bertahap jumlah pendaftar terus meningkat secara tajam, khususnya di dua hari terakhir. Sebagai perbandingan, fenomena kecenderungan pemanfaatan " injured time/last minutes " dalam setiap pendaftaran bidang yang terkait dengan regulasi dan penyelenggaraan telekomunikasi ini tidak hanya terjadi pada pendaftaran penggunaan satelit ini saja, tetapi juga ketika Ditjen Postel membuka peluang secara terbuka kepada masyarakat umum dari berbagai profesi untuk mendaftarkan diri sebagai calon anggota BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) pada bulan Desember 2005, kemudian ketika berlangsung pendaftaran peserta (operator telekomunikasi) yang berminat mengikuti pra kualifikasi menjelang lelang 3G bulan Januari 2006, dan yang terakhir ini adalah ketika masa registrasi kartu prabayar menjelang masa berakhirnya pada tanggal 28 April 2006 belum lama ini. Ketiga aktivitas tersebut sangat didominasi oleh kecenderungan terjadinya lonjakan pendaftar di sisa waktu hari-hari terakhir.
4. Oleh karena itu, kepada seluruh perusahaan yang telah mendaftarkan diri keberadaan penggunaan satelitnya, Ditjen Postel menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi. Bagaimanapun juga respon mereka ini memberi arti tersendiri bagi historical effortsDitjen Postel yang beberapa waktu terakhir ini sangat tinggi intensitas dan speed -nya dalam melakukan penataan telekomunikasi, khususnya frekuensi radio. Bahwasanya kepada para pendaftar ini masih harus mengalami proses evaluasi, hal tersebut merupakan persoalan lain dibandingkan dengan yang belum mendaftarkan diri atau apalagi pada mereka yang sama sekali tidak ada niat untuk mendaftarkan diri. Meskipun pada dasarnya Ditjen Postel masih sangat welcome terhadap setiap entitas bisnis apapun yang menggunakan satelit di Indonesia untuk segera melaporkan diri keberadaannya kepada Ditjen Postel walaupun masa pendaftaran sudah ditutup, namun kepada mereka yang terlambat mendaftar ini tetap juga diberi catatan keterlambatannya, sehingga parameter pemberian sanksi hukumnya tentu berbeda dengan yang tidak terlambat, terkecuali bagi yang baru merencanakan akan menggunakan satelit. Hanya saja, pada saat nantinya akan dilakukan penertiban, maka sudah barang tentu yang paling berat konsekuensi hukumnya adalah yang sama sekali tidak mendaftarkan diri namun kemudian ternyata keberadaannya ditemu kenali oleh Ditjen Postel melalui mekanisme monitoring -nya.
5. Sampai dengan pendaftaran ditutup ini, tercatat 55 perusahaan yang telah mendaftarkan diri. Adapun data lengkap seluruh pendaftar ini adalah sebagai berikut:

Kepala Bagian Umum dan Humas,

Gatot S. Dewa Broto

HP: 0811898504

Email: gatot_b@postel.go.id