-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel

- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Seputar SDPPI
Ditjen SDPPI Sosialisasikan Pencegahan Kanker untuk Pegawai
Kanker masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia, menduduki posisi kedua setelah penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke. Di Indonesia, kanker prostat menempati peringkat ketiga sebagai penyebab kematian tertinggi di kalangan pria, sementara kanker serviks menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di kalangan perempuan.
Fakta ini disampaikan dalam acara sosialisasi kesehatan bertema "ASN Sehat, Negara Kuat: Sosialisasi Pencegahan Kanker di Lingkungan Ditjen SDPPI", yang dihadiri oleh para pegawai Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI). Selasa (08/10/2024)
Menurut Diamas Yanuarsyah, Ketua Tim Umum dan Rumah Tangga Ditjen SDPPI, acara ini menjadi kesempatan berharga untuk saling berbagi informasi dan mengingatkan satu sama lain, baik sesama rekan kerja, teman, maupun keluarga."Kita sering kali terlalu sibuk mengejar target dan menyelesaikan pekerjaan, hingga lupa memberikan waktu bagi tubuh kita untuk beristirahat atau menjalani pemeriksaan kesehatan rutin," jelasnya. Seminar ini menjadi momentum refleksi untuk mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan pribadi.
Dalam acara tersebut, Cici Puspita Sari, A.Md.Keb, yang menjadi pembicara dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), menekankan pentingnya kesadaran terhadap bahaya kanker serta peran penting deteksi dini dalam menurunkan angka kematian.
“Kanker menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian terbesar setelah penyakit jantung dan stroke,” jelasnya.Cici juga menjelaskan bahwa deteksi dini adalah kunci utama untuk melawan kanker, khususnya kanker prostat yang dapat dideteksi melalui Digital Rectal Examination (DRE) dan tes Prostate-Specific Antigen (PSA). Kedua tes ini efektif untuk mendeteksi kelainan pada prostat sebelum gejala muncul, sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih awal.
Kanker serviks, yang menjadi ancaman serius bagi perempuan di Indonesia, juga bisa dideteksi sejak dini melalui Pap smear dan Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Kedua tes tersebut membantu mengidentifikasi perubahan sel-sel serviks sebelum berkembang menjadi kanker.
Sementara itu, kanker payudara juga menjadi salah satu jenis kanker yang paling umum menyerang perempuan, meskipun pria juga berpotensi terserang penyakit ini. Dalam acara sosialisasi tersebut, para peserta diajarkan mengenai pentingnya pemeriksaan mamografi untuk deteksi dini kanker payudara.
Kampanye SADARI (Periksa Payudara Sendiri) juga disosialisasikan kepada peserta, dengan tujuan mengajarkan perempuan cara memeriksa payudara mereka sendiri sebagai langkah pencegahan awal yang sederhana namun efektif.
Tak hanya soal deteksi dini, sosialisasi ini juga membahas berbagai cara pencegahan kanker dari luar tubuh.
Pencegahan kanker dan tumor dari luar tubuh dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, yang mencakup menjaga pola makan yang sehat dan teratur. Konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran dan buah-buahan, sangat dianjurkan. Sebaliknya, penting untuk menghindari makanan berlemak tinggi dan makanan yang mengandung zat karsinogen, seperti pengawet dan bahan kimia berbahaya. Selain menjaga pola makan, berolahraga secara rutin serta menghindari kebiasaan merokok—baik sebagai perokok aktif maupun pasif—merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan kanker dan tumor.
Pencegahan kanker dari dalam tubuh juga dapat dilakukan melalui pemberian vaksin. Misalnya, vaksin HPV (Human Papillomavirus) yang telah terbukti efektif dalam mencegah kanker serviks. Selain itu, pencegahan kanker juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti Ribonuclease Inactivating Protein (RIP), yang ditemukan dalam tanaman seperti sirsak, benalu teh, dan temu putih. Meski manfaat bahan-bahan alami ini masih memerlukan penelitian dan pengolahan lebih lanjut, potensinya dalam melawan kanker tetap menjadi perhatian dalam dunia medis.
Dengan deteksi dini, pola hidup sehat, konsumsi bahan alami, serta menjaga kekebalan tubuh, diharapkan angka kematian akibat kanker dapat ditekan. Upaya edukasi terus dilakukan oleh pemerintah melalui Yayasan Kanker Indonesia, dengan menyelenggarakan sosialisasi di berbagai instansi. Salah satunya adalah kegiatan yang dilaksanakan di Ditjen SDPPI, menjadi langkah penting dalam melawan kanker dan meningkatkan kesadaran di kalangan pegawai Ditjen SDPPI serta masyarakat pada umumnya.
Sumbe/Foto : Gatut/Karina, Setditjen SDPPI