-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel

- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Seputar SDPPI
Kolabroasi Jadi Cara Utama Percepatan Transformasi Digital Indonesia
Jakarta (Infrastruktur Digital) – Dalam upaya mendukung Operational Excellence, Direktorat Pengendalian Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital bersama Alita, berkolaborasi dengan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) dan Viavi menggelar acara seminar dengan tema “Unleash Fiber Connectivity for Indonesia Digital Transformation Challenges, End-to-End Processes, and Tools for Network Readiness”. Kegiatan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung percepatan transformasi digital nasional.
Direktur Pengendalian Infrastruktur Digital, Ervan Fathurokhman Adiwidjaja berharap dengan adanya kolaborasi ini dapat menjadi penyelesaian hambatan-hambatan yang ada secara bersama-sama. “pemerintah terus mendorong percepatan perizinan, namun masih banyak kendala-nya. Maka saya berharap dengan adanya kolaborasi ini dapat memitigasi hambatan-hambatan yang ada”.
“Untuk saat ini masih banyak yang harus dituntaskan. Para penyelenggara servis disini turut membangun dan menyediakan jaringan. Hal ini menjadi PR untuk kedepannya agar kita bisa saling melihat kesediaan yang dimiliki penyelenggara sehingga tidak terjadi overhead band”, ungkapnya pada Rabu (07/05/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa Ditjen Infrastruktur Digital akan merilis program-program baru guna memancing demand yang akan menjadi pemetaan guna menyampaikan data-data kepada para operator.
Direktur Utama Alita, Teguh Prasetya dalam sambutannya menyampaikan bahwa fiber optik merupakan suatu jaringan utama yang tidak pernah lekang dan merupakan tulang punggung utama dalam menyambungkan telekomunikasi dan menunjang transformasi digital yang digagas oleh pemerintah.
Ia menjelaskan bahwa lebih dari 3 dekade Alita menjadi digital provider solution, solusi jaringan, solusi smart menggunakan IOT, dan fiber optic solution. Alita berhasil menanam hutan tiang sebanyak 3500 di beberapa kota penyangga yang dapat digunakan bersama. Tidak hanya menanam hutan tiang sendiri, Alita juga turut menyediakan marketing, desain, konstruksi, mini service bahkan bundling.
“Karena pengalaman, kami dapat mengurangi penalti sebanyak 94.8%, preventif maintenance saving sebanyak 22%, corrective maintenance cost reduce sebanyak 56% dan comply dengan pemerintahan hingga kami mempunyai digital aset yang dapat diakses secara online”, ujarnya.
Hadir sebagai keynote speaker, Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital, Denny Setiawan, memaparkan materi mengenai infrastruktur digital. Ia menjelaskan bahwa sistem infrastruktur digital juga membutuhkan arsitektur yang menyeluruh.
“Data center sebagai pusat kehidupan digital dan konten, jalur backbone dan SKKL sebagai pendorong utama yang menghubungkan wilayah dan dunia internasional, jalur PLN/jalan/rel sebagai arteri rute penetrasi, serta jaringan FO sebagai kapiler yang menyentuh langsung rumah dan titik layanan publik”, ungkapnya.
Ia juga turut memaparkan alur proses dari penyusunan Roadmap Fiberisasi yang tediri dari Data Preparation, Reprocessing, Overlay & Clasification, Clusterization,sampai Post-processing & Output.
Adapun kesimpulan dari paparan materi yang diberikan, yakni, progres penyusunan roadmap yang berbasis data dengan mengolah data supply dan demand, Dataset yang didapatkan dari PMT (Pusat Monitoring Telekomunikasi) Komdigi untuk hasil yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan, dan Dukungan lintas sektor yang dibutuhkan dan pelibatan lintas direktorat dan K/L lain serta stakeholder eksternal seperti (Operator Jaringan, PLN, PUPR, KAI, dll).
Sumber/ Foto : Humas Infrastruktur Digital.